Senin, 14 Januari 2013

RINAI HUJAN DI KOTA ENREKANG


RINAI HUJAN DI KOTA ENREKANG

            Enrekang… itulah kota dimana aku lahir, setelah ibuku melahirkan, hehehehe… aku lahir pada tanggal 22-maret tahun 1996. Enrekang… kota yang indah bagiku, seantero gunung-gunung yang eksotik berjejeran, dan aliran sungai dan jalanan yang bersih, ditambah dengan indahnya pemandangan air terjun alami lewaja. Enrekang.. Kau terkenal dengan gunung nonamu yang sangat indah bagaikan surga yang ada di dunia. Vila, situs pemakaman, jembatang gantung, dan gua peninggalan jepang menjadi pelengkap keindahan kotamu. Dangke susu, daging kerbau, ikan bandeng kering, nasu cemba da kopi kalosi merupakan makanan yang sangat enak untuk di nikmati.. Ohhh.. Enrekang… i love u :D
sebuah puisi akan menjadi kata sambutan dalam cerita yang ku buat…
ini puisinya… judulnya

                        “PEGHIANATAN”

sakit hati, kecewa, bahkan merasa dikhianati….
Menghantui distiap waktuku…
qu tak pernah menyangka semua ini akan terjadi…
mengapa harus aku…?
Mengapa terjadi padaku…?
Begitu cepat kisah ini berakhir…
setelah semua kisah klasik yg kita lalui bersama…
Tak pernahkah kau berfikir…
bagaimana hatiku ini…
apa salahku…?
Apa kekuranganku…?
Sehingga kau tega menghianatiku…
Hati ini betul betul terluka….
Ingin berteriak…
puaskah kau dengan semua ini…
bahagiakah kau dengn ini…
tlah lama ku jalani bersamamu
tak satupun kisah
dapat ku lupakan..

            Hari-hari ku lewati dengan indahnya
            betapa ku mencintaimu...
            Namun itu dulu...

Kini ku menatap langit..
Akankah diriku penuh salah
saat bersamamu...

            Kau tak lagi disini,
            namun bersamanya..
            Kau buang semua kenangan itu,
            hancurkan hati ini...

Sudah beribu air mata,
ku teteskan...
Ku bersumpah,!
Tak pernah terima,
pengkhianatan ini....
Kau hencurkan hati hingga tak tersisa lagi….

                                                                                                            Enrekang, 17-maret-2012
Dalam keheningan malam,desir angin pun kian terasa, rinai hujan yang turun secara perlahan di kota Enrekang, kuterpaku menatap kilau warna pantulan sinar nan indah membiaskan keindahan yang terlihat semua dalam transparansi, dingin…..kutarik selimut menutupi tubuh berharap memberikan kehangatan tapi….. Bukan kehangatan seperti itu yang bisa menghalau dinginku aku butuh lebih dari itu..!!! Senyummu, tawamu, pelukkanmu, belaianmu itulah yang aku butuhkan aku membutuhkanmu. Hujan kini tidak berupa rinai lagi deras, basah, gelegar guntur dan petir menyambar-nyambar membuatku terpuruk dalam dinginnya malam, aku membutuhkanmu menggantikan hawa yang tadinya panas, kini berevolusi menjadi dingin. Aku hanya bisa terdiam membisu di dalam kamar, sambil ku hisap sebatang nikotin dan menikmati secangkir teh hangat yang ku harap bisa menghangatkan tubuh ku yang tak hangat lagi, aku pun teringat akan kenangan satu tahun  lalu, saat kita masih bersama terbius dalam lakon kisah klasik masa putih abu-abu yang indah dan sangat romantis di tanah enrekang. Tak lama kemudian mataku kini mulai berat, suara alunan musik harmonis dari ponsel milikku pun membuatku tak kuasa menahan rasa ngantuk yang melanda, perlahan-lahan mataku pun mulai tertutup.
Pagi pun tiba, matahari pun memancarkan kembali sinarnya yang membuat cuaca di desa cakke yang tadinya gelap kini berubah menjadi terang, suara-suara burung pun terdengar sampai ke telingaku, aku pun terbangun dari tidurku. Dengan perasaan yang lagi fall in love, aku pun dengan semangat melewati tanjakan-tanjakan gunung enrekang yang sangat eksotik, untuk otw ke sekolah ku.
Iasz, itulah nama panggilanku, aku adalah seorang photographer yang selalu membuat orang tersenyum di saat lensa kamera yang ku dapat dari hasil keringatku sendiri memancarkan sinarnya. Aku adalah pelajar di sma neg.1 anggeraja kab.enrekang. Aku bertempat tinggal di kec. Anggeraja kab. Enrekang. Hari hari ku jalani dengan sendiri dan penuh dengan cerita yang manis bercampur pahit yang tertulis rapi di dalam kertas putih di dalam buku harianku.
Setelah aku sampai disekolah, aku lalu melangkahkan kaki ku ke kelas, tiba-tiba… “plakk” tanpa sengaja aku menabrak seorang cewek, yang ternyata itu adalah perempuan yang membuat ku jatuh cinta. Dia adalah dian, siswa kelas xi ipa 2. Aku dan dian lalu terjatuh, teman-teman yang ada disekililingku pun tertawa, dan dengan perasaan yang sangat malu, aku pun lalu lari mencari tempat sembunyi, aku pun merasa aman, lalu ku ambil ponsel yang ada di sakuku untuk mengirim pesan ke dian untuk meminta maaf atas ulahku yang mungkin membuatku merasa bersalah. Dian pun membalas pesanku “iya ngak apa-apa, aku juga nggak hati-hati kalo jalan.. Hehehe ....”, aku pun lega karena dian menerima permohonan maafku.
Ketika bel tanda pulang sekolah berbunyi, aku dan teman-teman kelasku, bergegas ke gunung nona, untuk mengambil beberapa gambar untuk dijadikan buku agenda untuk kelasku. Memang indah pemandangan yang ada di gunung nona tersebut, habis itu kami lalu ke gunung lakawan, yang tidak kalah menawan dengan gunung nona.
Kini senja mulai tiba, matahari pun tebenam, kami pun menyaksikan sebuah pemandangan yang sangat indah, dan memamfaatkan momen itu dengan mengambil pose di depan matahari terbenam tersebut. Setelah matahari terbenam, pastinya hari akan menjadi gelap kembali, hal itu membuat kami bergegas kembali kerumah masing-masing, tapi sebelum kami pulang, aku dan temanku rifki menyempatkan diri untuk singgah di jembatan gantung yang ada di kecamatan cakke, kami pun duduk di tengah jembatan gantung tersebut sambil memandang bintang-bintang yang berkedap-kedip diatas langit.
Entah apa yang terjadi, tiap kali aku menyempatkan tubuhku berada di jembatan gantung sungai lasape, sambil melihat bintang-bintang yang ada diatas langit, aku seperti melihat pancaran sinar mata dian, yang berhasil menggodaku terjebak dalam kesalahan termanis. Yah! Mencintai dian adalah kesalahan bagiku, namun juga mencintainya adalah dosa terindah yang pernah kuperbuat.
Memang betul, aku mencintai dian, namun aku tidak kuasa untuk mengungkapkannya, memang benar, aku mencintai dian, namun rasa itu hanya tersimpan dihatiku. Ketika  melihatnya tersenyum adalah hal yang paling indah bagiku, dan setiap kali aku berada disisinya aku hanya bisa terdiam dan membisu, mengapa hal ini bisa terjadi ? Ataukah mungkin tuhan menciptakanku sebagai manusia yang pemalu terhadap perempuan ? Hahahaha... Aku hanya bisa tertawa di dalam kamar, layaknya orang yang galau terhadap perasaan. Hmmm... Dari pada aku memikirkan sesuatu yang tak masuk akal, aku memutuskan untuk tidur saja.
Tak berselang lama kemudian, ponsel yang ku letakkan disamping bantalku berbunyi, aku pun kaget dan langsung terbangun dari tidurku, ternyata kawanku, rifki menelpon.
“haloo... Iasz.. !! Kata rifki yang berbicara lewat telpon.
“iya, rif.. kenapa telfon tengah malam?”, jawab aku.
“begini rif, aku mau minta tolong sama kamu !” Tanya si rifki
“ minta tolong untuk apa rif ?”
“hmmm.. aku ingin jadian sama salah satu perempuan, dan aku butuh kamu jadi mak comblangnya !”.
”ooo...kamu lagi jatuh cinta ? Hmmm.. Boleh-boleh ! Jawab aku.
“hehehe.. Iyaaa..” Jawab rifky yang tertawa.
“hmmm.. Jadi siapa ceweknya, rif ? Tanya aku yang mulai penasaran
“ dian anak kelas xi ipa 2, iasz, kamu kenal tidak ? Jawab rifky dengan pelan pelan.
Aku pun langsung kaget mendengar nama “dian” yang disebut rifki, bagaimana tidak kaget ? Kalau cewek yang akan aku jodohin sama sahabatku rifky, adalah cewek idaman ku selama ini. Aku dengan terpaksa berkata
“iyaa, rif, aku kenal !
“hmmm. Tolong comblangin aku sama si dian yah ? Tanya rifki.
“iyaa.. Rif, tapii.. ??
“ahh udah, aku percaya kok kalo kamu yang comblangin pasti bakal jadian deh ! Ucap rifki yang memotong pembicaraanku.
“okelah rif, aku akan usahakan.!” Kata aku dengan terpaksa.
“ok, makasih iasz.! Kata rifki, yang kemudian menutup telpon.
Aku pun berpikir, bahwa aku merasa di khianati oleh rifki, namun itu tidak benar karena aku belum pernah mengatakan ke rifki kalau aku punya rasa sama si dian, aku hanya bisa terdiam, menggaruk kepala dan menyesal, karena aku hanyalah orang yang bodoh dan pemalu, yang mengungkapkan cinta kepada dian saja aku tidak bisa. Payaaahhhhhhhhhhhhh...... Itulah kata yang sangat pantas untuk orang sepertiku.
Keesokan harinya, seperti biasa, aku pergi ke sekolah.
“ iasz... Iasz...!” Rifki memanggil ku dari belakang.  !”Aku pun menoleh
“ehh.. Rifky..”  Jawab aku.
“nanti, temanin aku
ketemu dian yah ? Kata rifki dengan nada yang sangat serius.
“ooohh.. Iya rif, pasti !” Jawab aku yang masih kecewa dengan rifki.

“ok iasz,
aku tunggu di depan sekolah yah !” Kata rifki.
Pas bel tanda pulang sekolah berbunyi, si rifki lalu menunggu aku di depan sekolah dengan menyandarkan tubuhnya di dinding gerbang besi yang mulai berkarat itu, tak berselang lama kemudian dian pun lewat di hadapan rifki, dan tanpa basa-basi, rifki lalu menghadang dian, aku yang waktu itu hanya bersembunyi di belakang pos piket, hanya bias terdiam, dan tidak bisa berkata-kata, si rifki pun melakukan proses menyatakan cintanya pada si dian.
“dian, boleh minta waktunya
sedikit yah ?” Kata rifki dengan lidah yang agak keluh.
“hmmm..
untuk apa rif ?” Jawab dian yang agak kebingungan.
begini ian, aku mau bilang kalo aku punya rasa cinta sama kamu” kata rifki. Aku pun keget dan hatiku mulai terasa sakit bagaikan ditusuk busur panah saat rifki mengungkapkan cintanya kepada dian.
“oooo.. Hmmm.. !!” Jawab dian.
“dian,
kamu mau nggak jadi pacarku ? Kata rifki dengan lidah yang masih keluh.
“ah ? Pacar ?? Hmmm.. Pikir-pikir dulu yah, rif !! Kata dian yang terkaget.
“hmm.. Okelah, tapi
kamu harus ngasih jawaban yah ? Kata rifki yang mulai tersenyum.
“ok rif !” Jawab dian yang juga tersenyum.
Setelah percakapan itu selesai, dian pun pergi, aku yang tadinya bersembunyi di balik pos piket, kini menampakkan diri dihadapan rifki.
“iasz, akhirnya
aku bisa ngungkapin perasaanku ke dian” kata rifki yang terlihat bahagia.
“oooo.. Baguslah !” Kata
ku dengan muka yang pasrah.
“hmmm.. Tapi iasz, bantu
aku yah..!” Kata rifki yang minta tolong ke saya.
“boleh, tapi caranya gimana rif ?” Jawab
aku yang agak bingung.
“hmm..
kamu dekatin dia dan bujuk dia biar mau jadi pacar gue yah iasz ?” Kata rifki.
“aaa ? Dekatin ? Okelah !” Jawab gue dengan nada yang agak ragu-ragu.
Ketika sore mulai tiba, aku pergi ke situs tontotan yang merupakan situs peninggalan prasejarah dimana terdapat mandu atau erong sebagai wadah kubur pada zaman sebelum masuknya islam, untuk menghibur diriku yang terjebak cinta, bagaimana tidak ? Orang yang selama ini aku idamkan untuk menjadi kekasih hatiku, kini hanyalah sebuah mimpi yang harus dimusnahkan, karena ada seseorang yang mungkin lebih mencintai dian, yang tak lain orang itu adalah sahabat ku selama ini, yaitu rifki. Aku memang bodoh… bodoh.. Pemalu… banci.. Payah.. Yang mengatakan cinta saja tidak bisa, aku pun merenung sambil membaringkan badanku diatas batu sambil menghisap sebatang nikotin, dan menikmati indahnya mentari yang terbenam di sebelah barat.
Keesokan harinya, aku mempunyai misi, yaitu membujuk dian untuk menjadi pacar rifki, dengan perasaan yang masih agak malu-malu tapi mau, aku mendatangi dian.
“dian, lu benar-benar mau nggak? Jadian ama rifki ? Kata aku dengan lidah yang agak keluh.
“hmmm.. Gimana yah ?” Kata dian yang masih bingung.
“dian,
kamu benar-benar suka yah ama rifki?” Tanya aku lagi.
“gini iasz,
aku tu juga sebenarnya suka sama rifki, tapi ada orang yang lebih aku suka” jawab dian.
“ah ? Siapa orangnya ian ?” Tanya aku yang mulai penasaran.
“ada dehh… pokonya ada tapi
aku nggak mau kasih tau.” Jawab dian yang dengan senyum yang sangat indah bagiku.
“ganteng nggak ? Hmm.. Ato gantengan
saya ? Hehehehe.” Kata aku yang bercanda.
“hehehe.. Gantengan
kamu lah? Hehehehe..!” Si dian mulai bercanda juga.
“hmmm.. Hehehe” kata aku yang hanya bisa tertawa.
“tapi masalahnya, orang itu belum juga ngungkapin perasaannya, padahal
aku sudah lama  nungguin dia.”
“hmm.. Mungkin dia ngga tau kal
au kamu suka sama dia atau kamu ngga ngasih harapan kali ?” Kata aku yang pengen tau lebih dalam.
“hmmm.. Mungkin iasz, tapi kalo dia belum juga ngungkapin perasaannya, terpaksa
aku yang akan ngungkapin perasaanku pada dia,! Kata dian dengan serius.
“ehhh.. Tapi kan
kamu cewek, masa cewek yang nembak cowok ?”
“hmm.. Iasz,
aku nggak peduli kalo aku ini cewek, yang penting rasa yang selama ini bersembunyi di hati aku terungkap.” Kata dian yang optimis.
Setelah lama aku berdialog sama dian, aku lalu kembali ke kelas untuk menemui rifki.
“riff… ada berita yang kurang enak!” Kataku.
“apa iasz ?
“gini rif, sebenarnya dian itu suka sama
kamu, tapi ada orang yang lebih dia suka dibandangin sama kamu.
“ah.? Siapa rif ?
aku  ngga’ tau rif, si dian ngga ngasih tau sih ?”
“oooo.. Hmm..
aku harus bertemu dengan dian sekarang iasz”
“untuk apa rif.?
aku pengen minta jawabannya sekarang, biar aku ngga lagi dihantui rasa dilema”
“okelah, kalau itu mau
kamu !
Si rifki lalu menemui si dian, setelah sampai, kedua matanya pun saling bertemu, si rifki yang tadinya meminta jawaban memulai dialognya.
“dian.. Gimana dian ?
kamu sudah bisa nggak terima gue jadi pacar kamu ? Kata rifki.
“hmm.. Gimana yah? Jawab dian.
“ayoo donk.. Dijawab ?”
“iyaa gue jadi pacar
kamu..” Kata dian dengan senyum. Rifki pun gembira sambil meloncat-loncat di tempatnya.
 Akhirnya mereka benar-benar jadian. Sungguh sakitnya hatiku ketika aku tahu bahwa dian dan rifki sudah jadian, sakit memang… kecewa.. Bahkan hati ini terasa ingin hancur, jika ku tahu bahwa cinta yang selama ini aku bangun ternyata hancur dan hanya meninggalkan puing-puing penyesalan. Tapi ada satu harapan yang ku pegang yaitu orang yang dian suka itu adalah aku. Aku sangat yakin bahwa orang yang diam-diam dian suka adalah aku.
Aku yang kembali sakit hati, melampiaskan perasaan itu dengan mengajak teman-teman kelasku untuk berekreasi di salah satu tempat permandian air terjun yang ada di kab. Enrekang yaitu permandian alam lewaja.”Wooowwwww”itulah kata yang pas untuk air terjun yang ada di kab. Enrekang tersebut, bagaimana tidak airnya yang jernih dan bersih membuat tubuh ku menjadi segar ketika ku celupkan badan ku ke dalam air, suara kicauan burung yang merdu dan suara gemuruh air terjun menghiasi perasaanku.
Ketika dalam perjalanan pulang ke rumah  aku dan teman sekelasku bertemu dengan rifki dan dian yang sedang kencan di vila bambapuang yang merupakan vila yang sangat indah dan tempatnya sangat strategis, karena berhadapan langung dengan gunung nona, tak kuduga dan ku sangka ternyata  dian menatap ku, aku pun juga matanya, entah apa yang ada dalam pikiranku, tiap kali aku melihat sinar mata si dian, maka tiap kali juga aku melihat fatamorgana surga mirip dengan gunung nona yang dihiasi dengan warna dan pemandangan yang sangat indah yang sebenarnya itu adalah neraka.
            “tidak, ini tidak boleh terjadi”,bisik malaikat dalam hati yang mencoba menyadarkan aku sendiri yang telah membuat keadaan seperti ini. Aku sendiri yang telah menjodohkan
dian dengan sahabatku rifki. Hingga akhirnya misi ini berhasil.
 tiba-tiba dian datang dihadapanku dengan mengucap kata cinta yang berhasil membuatku melayang tinggi. Higga akhirnya aku sadar dan terjatuh kembali.
seharusnya kata cinta itu bukan buatku, seharusnya kau ucap itu untuk sahabatku.”
“ yah, untuk sahabatku, rifki. Dia lebih berhak, pengorbanannya untukmu lebih besar, bahkan mungkin dialah yang lebih bisa membuat harimu lebih berwarna dengan kehangatan dan kelembutan yang dia miliki.”
“kenapa kau ucapkan kata itu untukku?”
“tak sepantasnya aku mendengar kata cinta itu darimu” ucap aku yang merasa kecewa.
“iasz,kenapa kau diam? Kau tidak suka denganku. Aku tahu kau selalu berusaha mendekatkanku dengan sahabatmu itu, tapi iasz, bukan dia yang aku mau”,tutur si dian penuh dengan kelembutan.
“kenapa,..?”Tanyaku mencoba mencari tahu alasannya.
“kenapa kau bilang....? Bukannya dari dulu kita sudah saling mengenal. Aku lebih mengenalmu daripada rifki dan aku lebih suka kepribadianmu daripada rifki.
“ sebelum kau mempertemukanku dengan rifki !”
 Aku sudah jatuh hati padamu iasz,hingga akhirnya kau mencoba untuk mendekatkanku dengan rifki. Ucap dian yang mulai meneteskan air matanya.
“gue pikir jika lu dekat dengan rifki, gue akan memiliki banyak kesempatan untuk melihat senyummu bahkan membuatku selalu jatuh cinta kepada lu.” Kataku yang menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi sayang sekali, dugaanku ternyata salah, tak sedikitpun kau menoleh padaku. Bahkan kau selalu berusaha membuat waktu agar kau dan rifki bisa jalan berdua..” Mendengar kata-kata emosional dari rifki, sahabatku yang berusaha aku jodohkan dengan dian membuatku terdiam seribu bahasa. Tak sepatah katapun bisa aku lontarkan untuk membalas pernyataan yang berhasil membuatku kalah telak. Suasana di vila bambapuang yang semula damai kini menjadi gempar, saat si dian berkata…
“kenapa kau lagi-lagi diam iasz, ayo jawab pertanyaanku iasz. Kenapa kau hanya diam iasz? Padahal kau tak pernah kalah dalam adu argumen, kau paling jago iasz kalau adu argumen. “tapi kenapa kali ini kau hanya diam?”
“ah! Mungkin kau benar-benar tak pernah menganggapku, ya sudahlah kalau begitu.”
 “dian, andai saja kau tahu perasaanku yang sebenarnya. Andai saja kau ucapkan kata cinta itu dari dulu, sebelum rifki memintaku untuk menjadi perantara agar dia bisa dekat denganmu. Aku tak mungkin mengatakan yang sebenarnya . Pengorbanan rifki untukmu lebih besar daripada aku. Bahkan cinta rifki untukmu juga lebih besar. Sementara aku, aku tak pernah berbuat sedikitpun untuk menunjukan rasa sayang padamu. Lagipula, aku tak mungkin menghancurkan perasaan sahabatku sendiri. Aku yang telah membuat kalian lebih dekat. Hingga sahabatku rifki jatuh amat dalam pada perasaan cinta dan sayang untukmu dian. Seandainya aku bisa katakan semua ini dihadapanmu. Seandainya kau bisa mendengar langsung kenyataan ini. Kali ini, aku hanya bisa mengatakan kenyataan ini di bawah derasnya hujan agar kau tak bisa mendengarnya. Biarlah gemuruh petir dan derasnya hujan yang menghiasi vila bambapuang ini mendengarnya karena aku tak ingin melukai kalian. Aku tahu kau pasti bahagia dengannya. Aku yakin rifki pasti bisa memberikan kebahagiaan dan warna yang cerah dalam harimu. Aku yakin itu.....!!!

            Alangkah terkejutnya Rifki saat ia mendengar ucapan Dian, perempuan yang kini mengisi hari-harinya,ternyata hanya suka temannya sendiri yaitu Aku. bukan sekedar teman bahkan Rifki telah menganggapku kakak nya sendiri.
“benar kau menyukai Iasz, dian ?”. tanya Rifki , Dian menangguk lemah , Aku pun mulai mendekati Dian dan merangkulnya.
 “iya aku menyukai Iasz itu sudah sejak lama” , Ucap Dian menjelaskan.
“jadi karena dia kamu minta putus, Cuma gara-gara dia kamu mengakhiri hubungan yang sudah kita jalanin, du
a bulan Dian, dua bulan kita berpacaran dan kamu mengakhirinya hanya karena dia ?, temanku sendiri”,  kata Rifki.

            A
ir mata Rifki sudah tak terbendung lagi, kini semua telah terjawab sudah, Dian perempuan yang begitu Rifki cintai dan aku teman yang telah ia anggap kakaknya sendiri telah berhasil membuat Rifki terluka, aku merasa telah mengkhianati Rifki ,
“maaf
kan aku rifki,aku nggak bermaksud merebut Dian dari hatimu, kami saling mencintai Rifki,tolong mengertilah’. Ucapku , aku lalu mendekati Rifki berniat untuk menahan badannya yang hendak roboh,namun di tepisnya tanganku dari bahu nya.
 “hidup ini pilihan Rifki,jadi aku berhak untuk memilih yang terbaik,kamu jangan egois”. Dian membentak Rifki mungkin karena kesabaran nya tekah habis.
“kamu yang egois
Dian,mengakhiri hubungan kita dengan sepihak,lalu kau pergi tanpa memberikan penjelasan kepadaku,membiarkan aku sendiri dengan sebuah tanda tanya besar? Dian ... apa kau tidak mengerti perasaanku saat ini ?”.
“oke,aku akan pergi dari kehidupan kalian, jika itu yang membuat kamu bahagia,aku tak akan menemui kalian lagi,mungkin aku akan pindah dari sini, selamat
Dian kamu telah bisa memilih yang terbaik ,dan semoga memang dia yang terbaik.. uhuk...uhuk...” ,Rifki terbatuk , mulutnya mengeluarkan banyak darah ,begitu pula hidungnya, aku dan Dian terkejut, melihat Rifki terjatuh dengan mengeluarkan banyak darah dari mulut dan hidungnya
“kenapa dia ?”. tanyaku panik.
“dia terkena leukimia , kanker darah yang obatnya masih susah di temukan”. Ucap Dian sambil menangis histeris di situ,
”sudah tak bernyawa Ian”. Ucapku yang telah memeriksa denyut nadinya.
Semua diam,tidak ada yang bicara pandanga
n aku tetap tertuju pada tubuh Rifki yang telah terbujur kaku, Dian semakin histeris,ia masih tidak terima atas kematian Rifki yang begitu cepat, air mata Dian tak berhenti menetes dari matanya, aku pun berusaha menenangkan Dian yang begitu histeris di bawah rinai hujan di kota Enrekang ini.
            3 bulan kemudian, Aku dan Dian pun memutuskan untuk menikah dan saling berharap dan berusaha agar masa depan kami akan cerah secerah mentari dan seindah pelangi yang berhasil mengusir gelapnya awan hitam yang akan mendatangkan sebuah hujan.
kami yakin itu !.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar